Adat Pernikahan Pesisir Selatan 2024, Sejarah dan Biaya

Adat Pernikahan Pesisir Selatan – Meskipun tidak lekat seperti dahulu, namun tradisi kearifan lokal di Pesisir Selatan masih ramai diadakan. Bagi para pelaku adat di sana mengaku, setidaknya kebudayaan di daerah masih ada.

Salah satu kearifan lokal yang masih dipakai di Pesisir Selatan adalah di acara pernikahan. Di mana ada beberapa ketentuan yang telah melekat dan sampai hari ini masih diikuti oleh beberapa orang asli Pesisir Selatan.

Dengan tetap diadakannya adat pernikahan Pesisir Selatan, setidaknya bisa membuat beberapa daerah seperti Minangkabau, Mentawai, dan Kubu masih dikenal. Sebab, adat istiadat di pernikahan Pesisir Selatan punya ciri khas berbeda.

Bagi Anda yang ingin menikah di daerah Minangkabau, Mentawai, atau Kubu, sebaiknya ketahui ketentuan adat pernikahan Pesisir Selatan. Silakan simak ulasan artikel ini hingga selesai untuk mendapatkan informasi secara lengkap.

Sejarah Adat Pernikahan Pesisir Selatan

Sejarah Adat Pernikahan Pesisir Selatan

Melanjutkan pembahasan di atas, bahwasanya Pesisir Selatan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat. Daerah ini terletak di bagian pantai barat Sumatera dan punya garis pantai yang panjang.

Dalam keseharian, masyarakat Pesisir Selatan terdiri dari berbagai suku dan etnis. Antara lain sukunya yaitu Minangkabau, Mentawai, Kubu, dan suku-suku lainnya. Dengan banyaknya suku, maka daerah Pesisir Selatan terkenal dengan tradisi budayanya.

Salah satu tradisi yang sampai sekarang masih lekat di masyarakat Pesisir Selatan adalah upacara adat perkawinan. Di mana dengan adanya tradisi ini menjadi ciri khas wilayah barat pantai Sumatera.

Tahapan Adat Pernikahan Pesisir Selatan

Tahapan Adat Pernikahan Pesisir Selatan

Adapun tradisi pernikahan yang dilakukan oleh masyarakat adalah cerminan nilai-nilai kekeluargaan, gotong royong, hingga kebersamaan. Dalam hal inilah yang menjadi ciri khas masyarakat Minangkabau.

Selain itu, pernikahan adat Pesisir Selatan juga bukan sekadar upacara, tetapi juga wujud nyata dari filosofi hidup masyarakat setempat yang menghargai kebersamaan dan keharmonisan.

Setiap prosesi perkawinan adat di Pesisir Selatan juga menjadi sarana melestarikan budaya dan adat istiadat yang telah turun-temurun, sekaligus menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi antar keluarga dan komunitas.

Menurut beberapa sumber, pernikahan adat Pesisir Selatan memuat beberap tahapan yang harus dilakukan oleh masing-masing pasangan. Di bawah ini kami telah rangkum tahapan secara lengkap:

1. Babako

1. Babako

Dalam tradisi pernikahan Pesisir Selatan, awal acara bernama Babako. Acara ini ditandai dengan calon pengantin perempuan menerima kunjungan dari pihak keluarga ayahnya (bako) yang membawa kumayan (tempat bertanam) dan limau harum (jeruk harum).

Biasanya rombongan bako berkumpul di rumah salah satu keluarga dekat ayah pengantin pria. Setelah berkumpul barulah lanjut pergi ke rumah calon pengantin perempuan. Sesampainya di rumah, rombongan mengadakan upacara diasoki atau disiramkan kumayan.

Tradisi diasoki punya nilai-nilai sosial dan budaya yang sangat tinggi dalam masyarakat Pesisir Selatan. Upacara tersebut menjadi bentuk penghormatan kepada kedua pasangan yang akan menikah, sekaligus sebagai bentuk kasih sayang.

2. Maanta Siriah

2. Maanta Siriah

Setelah diadakan acara Babako, selanjutnya dilangsungkan tradisi Maanta Siriah. Tradisi ini melibatkan pemberian sirih kepada keluarga besar dari kedua mempelai sebagai tanda persahabatan serta pengakuan keluarga baru.

Dalam tradisi Maanta Siriah, biasanya keluarga marapulai datang ke rumah anak daro dengan membawa siriah yang disusun di atas dulang dengan segala kelengkapannya serta jumlah bawaan berupa pakaian.

Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam Maanta Siriah sangat penting dalam kehidupan masyarakat Pesisir Selatan. Diharapkan dapat terjadi hubungan baik antara keluarga mempelai laki-laki dan perempuan.

3. Manjapuik Marapulai

3. Manjapuik Marapulai

Kemudian, acara berlanjut ke Manjapuik Marapulai, yakni sebuah tradisi di mana rombongan penari perempuan akan tampilkan tarian khas daerah. Dari tarian ini akan dijemput oleh pihak mempelai wanita yang disebut Anak Daro.

Melalui tradisi Manjapuik Marapulai memberi makna bahwa rombongan penjemput datang untuk meminta izin ke keluarga penari perempuan di acara pernikahan. Selain itu, penjemputan juga dianggap bentuk penghormatan dan penghargaan.

Setelah rombongan penjemput sampai di rumah penari wanita, maka akan disambut dengan ramah dan dihidangkan makanan hingga minuman. Lalu, rombongan penjemput akan membawa penari wanita ke tempat acara.

4. Badampiang (Maanta Marapulai)

4. Badampiang Maanta Marapulai

Acara selanjutnya dari pernikahan Pesisir Selatan adalah Badampiang atau Maanta Marapulai. Acara ini ditandai dengan Marapulai diantar oleh rombongan yang sudah bergabung tadi ke rumah anak daro untuk melangsungkan pernikahan.

Di acara ini, keluarga dan tamu-tamu diiringi bunyi-bunyian pupuik talempong serta mengucapkan pantun-pantun yang menyatakan perasaan kedua mempelai. Isi pantun sendiri yakni ungkapan-ungkapan campur aduk bahagia hingga sedih.

5. Manjalang Mintuo

5. Manjalang Mintuo

Untuk tahapan terakhir dari tradisi pernikahan Pesisir Selatan yakni Manjalang Mintuo. Sebuah acara perkenalan resmi antara kedua keluarga. Adapun tujuannya yakni memperkenalkan keluarga dari kedua mempelai secara formal.

Biasanya Manjalang Mintuo diadakan di esok harinya setelah ijab dan bisa melibatkan prosesi adat istiadat. Seperti upacara sambutan, pemberi seserahan, hingga acara makan bersama.

Dari setiap tahapan di atas, perlu Anda ketahui bahwa adat pernikahan Pesisir Selatan tidak hanya sekadar serangkaian prosesi formal, tetapi juga sarat dengan makna dan doa untuk kebahagiaan serta kelangsungan hidup bersama pasangan.

Baca juga:

Biaya Pernikahan Adat Pesisir Selatan

Bagi Anda yang belum tahu serangkaian acara di atas, tentu penasaran dengan besaran biaya yang harus disiapkan. Hal ini tentu sangat penting agar acara bisa berlangsung dengan lancar dan meriah.

Dengan banyak perhitungan dari beberapa sumber maupun pengalaman dari setiap pasangan yang telah menikah, biaya pernikahan adat Pesisir Selatan kurang lebih Rp. 50.000.000 hingga Rp. 100.000.000.

Biaya di atas hanyalah untuk acara, belum termasuk mas kawin atau seserahan. Untuk kedua biaya tersebut ditentukan berdasarkan permintaan dan persetujuan setiap pasangan.

Kesimpulan

Membaca keseluruhan artikel di atas, bisa disimpulkan bahwa adat pernikahan Pesisir Selatan adalah sebuah tradisi yang turun temurun ditetapkan dari nenek moyang. Ada lima tahapan acara pernikahan yang masing-masing punya makna mendalam.

Kurang lebih itu penjelasan kami seputar adat pernikahan Pesisir Selatan yang punya ciri khas menarik dan unik. Adanya artikel ini setidaknya bisa menjadi sumber bacaan penting bagi masyarakat sekitar Pesisir Selatan yang hendak menikah.